Sabtu, 13 Juni 2015

Huft Kesel Juga

Hanya kata maaf saja tidak cukup. Tidak ada bukti yang membenarkan tentang kata mu yang katanya aku adalah prioritas. Saat ini, aku merasa menjadi makhluk yang teramat bodoh karena sempat percaya dan bahagia saat kata indah itu mulai mengalir dari ujung bibir mu. Dan sekarang aku bingng apakah aku bahagia atau pun sedih. Dahulu, kebersamaan mengantarkan pelukan kita menuju senja yang indah. Dalam peluk panjang itu, kita berdua berpacu menuju sedikit rasa yang awalnya membuat kita saling percaya bahwa kebersamaan itu akan abadi. Bahkan, saat itu, tindakan kotor dan menjijikan menjadi sebuah cara yang teramat lazim bagi kita untuk menyalurkan kasih yang ada dan menggunung dalam tubuh kita berdua. Dan aku pribadi menikmati segala proses yang telah mengalir dengan begitu indahnya. Mungkin itu juga merupakan cara terindah yang pernah kita coba dan rasakan. Dan aku yaqin, saat itu kami saling menikmati setiap olesan lidah dan hembusan nafas yang merayap kesetiap jengkal tubuh kami. Indah, dan tak akan terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar