Sabtu, 04 Juli 2015

Riwayat Hidup

Riwayat hidup KH. Makhtum Hannan Beliau adalah sosok ulama dari desa babakan, ciwaringin, cirebon. Belaiu lahir pada tanggal PENDIDIKAN Berdirinya madrasah alhikamus salafiyah Pada tahun 1963, KH. Abdul Hannan wafat. Kemudian menjelang tahun 1959, KH. Amrin Hannan selaku kakak kandung dari KH. Makhtum Hannan beserta KH. Sairozy berbicara kepada KH. Makhtum Hannan, guna meminta pendapat tentang didirikanya madrasah yang menjadi cikal bakal dari madrasah alhikamus salafiyah saat ini. Ahirnya, Ky Haji Makhtum Hannan setuju dan mewakafkan tanah beiau agar terwujudnya usulan didirikanya madrasah tersebut. Berbekal materi bangunan yang telah dimiliki Ky Haji Amrin Hannan, beserta sebidang tanah yang dimiliki oleh Ky Makhtum Hannan, Madrasah Alhikamus Salafiyah ahirnya dibangun pada tahun 1959. “ingin menjadi pemimpin, harus rela dan ikhlas berkorban”, dawuh romo haji makhtum hannan. Seiring berjalanya waktu, Madarasah Alhikamus Salafiyah telah mengalami beberapa perbaikan. Konon, untuk merenovasi bangunan Madrasah Alhikamus Salafiyah yang seperti sekarang, hanya 2 investor yang sanggup menjadi donaturnya. Salah satunya sosok yang dulu sering membangun masjid di daerah-daerah sekitar Jawa Barat, yakni Pak Budiman. Pak Bidiman juga yang nantinya yang akan ikut berpartisipasi dalam pembangunana Madrasah Mu’allimat. MHS sempat ada usulan untuk di negrikan, namun KH. Makhtum selaku pemimpin madrasah menolak usulan tersebut. Karena dikahawatirkan, ketika MHS dinegrikan maka pemerintah akan mengatur sitem madrasah, dan itu diyakini oleh KH. Makhtum akan merusak eksistensi serta budaya dari Madarasah Alhikamus Salafiyah. “seorang pemimpin, harus memikirkan dan mewujudkan kebutuhan para ulama”, dawuh romo haji makhtum hannan. Setelah itu, ada seseorang yang pernah berkata kepada KH. Makhtum Hannan tentang wadah para santri yang telah lulus tingkat Aliyah di MHS. Atas dasar itu, KH. Makhtum juga kembali mengintruksikan kepada beberapa jajaran pengurus MHS agar mendirikan perguruan tinggi. Ahirnya setelah menjalani proses, perguruan tinggi di MHS diresmikan yang kemudian dikenal dengan Ma’had ‘Ali. Sampai saat ini, Ma’had ‘Ali telah berdiri selama 3 tahun dan tahun 2014 lalu telah meluluskan program S2. Hingga ahirnya kita sebagai santri bisa menikmati fasilitas belajar yang telah diupayakan oleh para ulama jaman dahulu dengan sangat gigih. Maka dari itu, kita sebagai santri harus bersyukur dan memanfaatkan fasilitas itu dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar