Selasa, 05 Januari 2016

Jadikan segalanya sebagai pelajaran

Jadikan segalanya sebagai pelajaran Menonton TV selalu identik dengan kesan buruk. Namun, fakta sebenarnya tak melulu mengarah pada pokok negatif tersebut. Selalu kita menjadi penunjang suatu kejadian atau peristiwa dalam menjadikannya sesuatu yang positif, atau pun negatif. Segala kejadian atau pun peristiwa sebenarnya membawa pasan positif ketika memang kita dapat menyikapinya dengan pemikiran yang posiitif pula. Seperti halnya ketika kita menonton acara TV. Kita sebisa mungkin meyerap segala informasi-informasi pada setiap program yang setiap harinya tersiarkan. Atau pun mengambil ibrah serta pelajaran dalam serial film yang telah kita tonton. Contohnya, ada sebuah film berjudul LUCY. Dalam film tersebut mengkisahkan sosok wanita jenius yang kejeniusan tersebut ia dapat secara tidak sengaja setelah hampir 1 kilogram narkoba jenis CPH4 masuk ke tubuhnya. Lucy ini yang nantinya akan bergabung dan menjadi salah satu anggota dari kelompok para super hero, The Avenger. Film ini wajib ditonton. Karena selain disuguhkanya banyak aksi-aksi menakjubkan, di sana juga terdapat satu pesan positif yang tentunya akan membuat kita semua tercengang tentang kapasitas dan kemampuan otak manusia yang sesungguhnya. . Dari situlah saya (sebagai penulis) mengambil pelajaran bahwa sesungguhnya yang menciptakan kita, yakni tuhan sang pencipta semesta yang terhampar luas ini telah memberikan suatu fasilitas yang teramat dahsyat pada setiap manusia berupa otak. Dalam film tersebut, kita diberitahu bahwa sesungguhnya kemampuan otak kita bisa menampung segala informasi dalam skala besar, bahkan sangat besar. Namun sangat disayangkan ketika kita sebagai manusia yang memiliki fasilitas berupa otak tersebut, tidak bisa memfungsikanya secara maksimal. Parahnya lagi, kita seakan tidak mengetahui hal tersebut. Memang, dalam film tersebut bisa saja hanya sebagai hipotesis saja. Namun dalam penelitian saja, kemampuan otak kita bisa menghafal 15.000 buku setebal ensiklopedy. Dalam penelitian saja disimpulkan seperti itu, apalagi dalam kenyataanya. Bisa saja lebih. Konon, manusia rata-rata hanya bisa memfungsikan otaknya hanya 15%. Namun dengan baru hanya 15% tersebut, peradaban seperti apa yang telah manusia buat hingga saat ini. Kecanggihan tekhnologi yang bahkan seperti mimpi pun dapat tercipta hanya karna memfungsikan 15% kemampuan otak. Bagaimana jika sudah mencapai angka 25%, 40%, 70% atau 100%. Tentunya tidak bisa kita bayangkan, peradaban super megah dan super canggih apa yang akan manusia buat ketika mereka telah mampu memfungsikan seluruh kapasitas otaknya. Albert einsten merupakan ilmuan modern abad 20 yang konon dalam penelitian, ia adalah orang pertama yang telah mampu memfungsikan kemampuan otaknya mencapai 20%. Dan dari hasil penelitian itu ia dinobatkan sebagai ilmuan tercerdas pada abad 20. Kita mungkin mengenal satu ilmuan yang katanya jarang mandi ini. Bahkan ia juga sering membolos pada jam pelajaran di kelasnya. Namun, waktu yang harusnya ia sempatkan untuk mandi dan seringnya bolos itu ia manfaatkan untuk membaca buku dengan sebanyak-banyaknya. Hingga, seseorang yang dulu pernah penderita autis ini kini menjelma menjadi ilmuan paling berpengaruh di dunia karena rumus energi masanya yang sangat terkenal, E=MC2 yang ia temukan di tengah lamunannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar