Selasa, 17 Maret 2015

cerpen

Senin, 02 maret 2015.... Gelap malam menyelimuti qalbu setiap santri yang akan segera memulai rutinitas dan kewajibanya sebagai pelajar. Aku melirik jam dinding yang ada di sudut kamar ku. Aku masih menikmati detik-detik terahir waktu istirahat ku. Masih terasa begitu berat tubuh ini untuk bangun dan segera bergabung bersama teman-teman ku di bilik ampel sana. Padahal Ojan teman sekamar ku, tadi sudah mengajak ku untuk pergi kesana bersama. Namun, rasa lelah ini memaksa ku untuk mengabaikan ajakanya. Setelah beberapa saat berlalu, aku pun ahirnya memaksa tubuh ku untuk bangun dan segera beranjak untuk pergi dari surga kecil ini. Aku pun ahirnya terpaksa melambaikan tangan ku pada segumulan bantal dan selimut yang sedetik lalu telah menghangatkan dan memberikan kenyamanan pada tubuh ku. Aku berjalan menyeret kaki badung ku yang seprtinya masih belum rela melepaskan selimut hangat tadi. Ku hampiri deretan keran air dan mengambil air wudhu untuk mengusir rasa kantuk ku. Setelah itu aku kembali berjalan menuju bilik ampel yang akan menjadi persinggahan ku selanjutnya. Aku sempat melihat bulan yang sepertinya tengah kesepian tanpa bintang – bintang. Bulan memang teman malam ku. Ia sejak dulu selalu menemani ku ketika aku menangis di jendela kamar ku. Dengan sinarnya ia menerangi dan menghangatkan tubuh ku. Ku lihat, kini ia tengah bersembunyi di balik awan hitam itu. Ia pasti kesepian tanpa satu pun bintang disinya. Sayang, kali ini aku tidak bisa menemaninya. Aku pun sempat menyapanya dengan senyum ku. Menyapa lukisan langit malam ini. Walau tanpa taburan bintang-bintang, namun ku tau, sang bulan pun sedikit tersenyum dan membalas sapaan anak kecil yang kelak akan melukis bintang untuknya. Setelah menyapa lukisan malam, aku pun sampai di depan kamar Ampel. Kang Pi’i pembimbing belum datang. Aku pun duduk di dekat anas teman ku dari kamar Cakra. Aku sedikit bercakap-cakap dengan dia. Dan dari dia aku tau kang Pi’i sedang tidak enak badan dan tidak bisa menemani aku dan teman-teman ku untuk belajar Ilmu Shorof malam ini. Kami hanya di beri tugas untuk mencatat hapalan untuk minggu depan. Setelah kami menyelesaikan tugas masing-masing, kami membaca do’a tanda proses pengajian berahir. Dan ku rasa, ini adalah kabar gembira untuk mata dan tubuh ku. Aku bergegas kembali ke kamar ku. Di jalan, aku sempat melihat teman malam ku, Bulan. Aku begitu senang ketika aku melihat bintik cahaya di sampingnya. Aku kembali tersenyum padanya dan mengucapkan selamat malam untuk teman malam ku. Ketika sampai di kamar, masih ku lihat gumulan selimut yang sepertinya belum berubah dari posisi ketika aku tinggalkan. Sepertinya ia menantikan ku. Tak lama, tangan ku menyambarnya dengan cepat. Ku sembunyikan tubuh ku di dalamnya. Beberapa saat, ku rasakan hangat menjalar keseluruh tubuh ku hingga aku pun terlelap di dalam gumpalan kusut selimut ku. Senin, 16 maret 2015.... pukul 00.30 wib @pelukis langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar